Pukul
18.30 Jumat malam (5/10) sebenarnya seperti malam-malam sebelumnya
aktivitas di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jl HR Rasuna
Said Kav C1, Jakarta Selatan.
Para pegawai lembaga antikorupsi itu
sebagian besar telah pulang ke rumah masingi-masing. Sementara ratusan
para awak media yang tadinya meliput pemeriksaan Irjen Djoko Susilo dari
pagi pun sudah beranjak menuju ke kantor redaksi masing-masing/rumah.
Yang tersisa hanya belasan orang, paling banyak sekitar 15-17 orang.
Sekitar
pukul 19.35, para awak media yang tersisa itu sedikit melihat keanehan.
Pasalnya, puluhan (sekitar 20) orang (sekitar 20) berpakaian safari dan
batik yang beberapa di antaranya berbadan tegak dan berambut cepak
mendatangi gedung KPK. Tak berselang lama, puluhan orang (sekitar 30)
lainnya berpakaian preman hilir mudik di depan gedung. Setalah 5 menit
kemudian atau pukul 19.45 beberapa polisi berpakaian lengkap dan provost
mendatangi gedung KPK, dan berjaga-jaga di bagian depan sebelah kanan
(sekitar 20 orang), di dekat anak tangga. Sekitar 2 atau 3 orang lainnya
tampak berjaga-jaga di bagian samping gedung itu.
Kedatangan
para anggota kepolisian yang akhirnya diketahui dari Mapolda Bengkulu
dan Mapolda Metro Jaya itu membuat awak media semakin memperkuat
perkiraan, bahwa kedatangan mereka untuk menjemput paksa 5 penyidik
Polri yang di KPK yang menolak untuk kembali ke Mabes Polri. Selain itu
dari informasi yang diterima SINDO pukul 19.15, kedatangan mereka hanya
menjemput 3 orang penyidik.
Terlihat, dua mobil turut terpakir
tepat di gedung lembaga antikorupsi itu. Sementara hampir dua kompi
anggota kepolisian lain juga terlihat berjaga-jaga di jalan raya bagian
depan, bagian samping pagar, bagian belakang pagar gedung KPK.
Sekitar
pukul 20.00 WIB, para perwira kepolisian berpakaian safari, menuju
ruang tamu. Tampak perwira itu berdikusi panjang dan alot dengan satpam
KPK. Salah satu di antaranya perwira polisi itu sempat mengatakan, ingin
bertemu dengan pimpinan KPK, dan kalau tidak ada maka mereka ingin
bertemu Juru Bicara KPK. "Kita bawa surat perintah penangkapan dari
(Polda) Bengkulu," terdengar satu orang anggota polisi menyampaikan
dengan suara tinggi.
Dari rombongan kepolisian itu, tampak
diantaranya ada pejabat Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan, Kasubdit
Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Helmi santika, Kasubdit
jatantras dirkrimum polda metro jaya, dan Kombes Toni Harmanto
Direskrimum Polda Metro Jaya. Saat ditanyai SINDO terkait tujuan
kedatangan di KPK apakah untuk menangkap 5 penyidik KPK yang belum balik
ke Mabes Polri atau menangkap 1 penyidik yang bertugas di penyidikan
kasus simulator, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Toni Harmanto
hanya tersenyum.
Pukul 20.49 SINDO mendapat pesan singkat dari
salah seorang Direktur KPK yang bunyinya "Kantor (KPK) lagi gawat. ada
polisi banyak di kantor bawa surat perintah penangkapan, dari bengkulu.
Keliahtannya mau nangkap penyidik korlantas. Tolong kabari anak
(wartawan) TV."
Meski membawa surat penangkapan dan surat
geledah, 2 petugas KPK yang berada di penerimaan tamu, yang salah
satunya berinisal MG belum memperbolehkannya. Pasalnya kata dia,
pimpinan KPK termasuk juru bicara tidak sedang berada di tempat. Sempat
terjadi diskusi panjang, satu satpam sempat terlihat menelpon ke bagian
lantai atas KPK untuk mengabari kedatangan dan tujuan perwira kepolisian
itu. Saat itu puluhan awak media mulai berduyun-duyun mendatangi KPK.
Diskusi
panjang antara perwira polisi dan petugas KPK itu terjadi sampai pukul
21.39. Beberapa di antara perwira polisi berpakaian batik/preman sempat
mengitari ruang ruang penerimaan tamu. Bahkan hilir mudik memperhatikan
gerak-gerak wartawan. tak berapa lama, 15 orang dari rombongan itu
akhirnya bisa masuk ke ruang tunggu tamu. Di ruang tunggu itu, rombongan
sempat berdiskusi panjang dan masih menunggu. 4 di antaranya sempat
ingin menerobos dan memaksa petugas KPK untuk membuka pintu masuk bagian
dalam gedung. Namun petugas KPK tetap tidak bergeming.
Sekitar
pukul 21.50, seorang petugas KPK kembali menghubungi pegawai KPK yang
masih ada di lantai atas. Tepat pukul 22.00 WIB, sekitar 6 orang perwira
polisi terlihat menuju ruang dalam KPK. SINDO kemudian menanyakan
kepada petugas KPK berinisial MG apa alasan kedatangan mereka dan kenapa
bisa diizinkan masuk padahal pimpinan tidak sedang berada di tempat,
dia menolak menjawabnya. Dari raut wajahnya terlihat ketegangan yang
luar biasa.
Suasana kian mencekam saat 6 orang itu memasuki ruang
bagian dalam gedung KPK. Para petugas KPK yang berjaga tampak tegang
dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ditambah lagi, lampu pelataran
gedung KPK sempat dimatikan petugas sehingga mengakibatkan gedung KPK
sunyi, senyam, hening, dan gelap gulita. Kurangnya pencahayaan itu
membuat gerak-gerik para petugas kepolisian berpakaian preman sulit
diawasi. Pun para awak media seolah sulit mengabadikan gambar.
Saat
diskusi panjang antara petugas KPK dan perwira kepolisian itu, tak
berselang berapa lama, beberapa aktivis antikorupsi seperti Donal Fariz,
Ilian Deta Arta Sari, Usman Hamid, dan Tama S Langkun tiba dan sempat
memperhatikan gerak gerik para perwira kepolisian. Sementara itu sekitar
pukul 21.45 sampai pukul 22.05 terlihat Fadjroel Rahman, Yunarto
Wijaya, Effendi Gazali, Ganjar Laksmana, Muhammad Isnur, Ali Nur Sahid,
beberapa elemen Masyarakat Peduli Pemberantasan Korupsi dan Komite
Penyelamat KPK mendatangi KPK. Dan berorasi memekikan dukung terhadap
KPK dan menolak penangkapan penyidik. Dengan lantang, mereka terus
meneriakan 'Save KPK' , 'lawan kepolisian' , dan 'polisi jangan
menghalangi penyidikan KPK dengan menangkap penyidiknya'.
Sementara
Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana tiba pukul 22.24. Denny
terlihat mengenakan baju kaos lengan panjang. Raut mukanya tampak
tegang. Saat ditanya wartawan kenapa datang, Denny menjawab. "Bela KPK."
Setelah
kedatangan Denny, Wakil Ketua Komisi III Tjatur Sapto Edy dan Anggota
Komisi III Martin Hutabarat menyambangi gedung Komisi Pemberantasan
Korupsi. Martin dan Tjatur tiba sekitar 23.00 WIB. Tak berselang berapa
lama, Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan mendatangi gedung KPK
dan menyatakan dengan tegas membela KPK. Selain itu, beberapa tokoh yang
hadir adalah Adhie M Massardi, Yunus Husein, Glen Fredly, Anita Wahid,
sejumlah tokoh lainnya.
Sementara itu, puluhan polisi yang datang
pada pukul 22.15 yang berpakain dinas terlihat mengawasi aksi mereka.
Tak ketinggalan, tampak intel berpakaian preman terlihat terus
berlalulalang di antara kerumunan wartawan dan aktivis yang menyampaikan
aksi.
Gelombang massa yang mendukung KPK semakin banyak
mendatangi gedung itu. Kian larut malam, gelombang massa terus
mendatangi KPK seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat dan
Cabang Bogor, Ikatan Keluarga Mahasiswa Makassar Indonesia (Ikammi),
dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Massa
bahkan memasukan sebuah minibus hingga ke pelataran gedung KPK yang
digunakan sebagai panggung aksi.
Sedangkan pukul 23.30, 3 orang
intel polisi mengalihkan perhatian beberapa aktivis dan wartawan yang
mengejarnya. Dengan berpura-pura lari seolah membawa penyidik yang
ditangkap paksa, mereka terus berlari ke arah samping kanan bagian luar
dari Gedung KPK. Satu orang di antar intel itu sempat terjadi aksi
dorong dengan sejumlah wartawan. Bahkan dia dan satu wartawan tv terjatu
saat menabrak plak parkir keluar.
Glen Fredly yang ditemui SINDO
mengatakan, dirinya mendatangi gedung KPK setelah mendapat informasi
dari jejaring sosial Twitter. Kedatangannya meruapakan sebuah dukungan
sebagai seorang musisi dan warga negara yang tergererak untuk mendukung
upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK. "Dari twitter informasi
pertama saya dapat bahwa KPK sedang genting dan di kepung polisi.
Makanya saya langsung datang padahal baru selesai acara," kata Glen.
Ditengah
aksi dukungan itu, pukul 00.13 kemarin, Wakil Ketua KPK Bambang
Widjojanto keluar gedung mendatangi para demosntran. "Tetap dijaga dan
dokontrol aksinya supaya tidak diprovokasi atau memprovokasi. Kami
menghargai dukungan saudara-saudara yang sangat peduli dengan KPK," kata
Bambang.
Pada aksi Jumat malam hingga pagi pukul 04.05 Sabtu
itu, dari pantauan SINDO elemen masyarakat yang mendatangi gedung KPK
hampir mencapai 1000 orang. Sementara, Sabtu (6/10) pagi situasi gedung KPK
pagi terlihat normal. Sejumlah anggota Brimob dan anggota polisi dari
Polda Metro Jaya tampak bersiaga di depan gedung KPK. (SABIR LALUHU)
lihat juga di http://nasional.sindonews.com/read/2012/10/07/13/677667/kronologi-pengepungan-kpk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar