Senin, 15 Agustus 2011

KEMENANGAN IGO, KEMENANGAN NEGERI RAJA-RAJA

Oleh: SABIR LALUHU*

Semua berawal enam minggu lalu (sebelum Agustus 2010) di ruang tamu kos-kosan saya di Ciputat Tangerang Selatan Banten. Pada saat itu setelah penat beraktifitas dengan aktifitas kampus, bersama teman-teman, saya menyaksikan acara di layar kaca. Teman saya menggantikan chanel siaran ke RCTI. Mata ini tidak memperdulikan seluruh kontestan yang tampil di panggung Indonesian Idol.

Saya menganggap seluruh kontestan yang tampil dan pagelaran Indonesian Idol 2010 biasa-biasa saja, mungkin karena diri ini belum mengetahui, satu kontestan dari tanah Ambon. Saya tidak tertarik menyaksikannya. Di lain sisi, bagi saya nama-nama para juara Indonesian Idol di setiap tahunnya selalu tenggelam beberapa bulan atau beberapa tahun setelah meraih juara.

Usai menyaksikan pagelaran itu salah satu teman mengatakan, bahwa satu dari lima kontestan lima besar tersebut berasal dari Ambon dan memiliki kulitas suara yang lumayan bagus. Saya tidak mempercayai ucapannya. Tapi didorong rasa penasaran untuk membuktikannya, diri ini berguman 'minggu depan saya harus menonton lagi pertunjukan tersebut.

Satu minggu setelahnya, saya menyaksikan tahap empat besar. Salah satu kontestan yaitu Igo (Elicohen Christellgo Pentury) ternayata membawakan lagu Enggo Lari, lagu yang dipopulerkan oleh Yopie Latu, penyayi nasional yang berasal dari tanah Ambon. Lagu Enggo Lari sudah saya dengar sejak kecil di ambon. Hati ini berguman 'ini pasti nyong ambon'. Meski sedikit lupa, akhirnya diri ini bernyanyi mengikuti kemerduan suara Igo.

Apa yang saya perkirakan tidak meleset sedikitpun. Comment dari agnes monica 'kamu hebat memilih lagu dari daerah kamu yang orang kebanyakan tidak tahu' dan pernyataan Erwin Gutawa yang menyebutkan penyanyi-penyanyi asal Maluku/Ambon yang berkibar di blantika musik nasional, seperti Melly Goeslow, Harvey Malaiholo, Yopie Latu dan Glenn Fredly memperkuat perkiraan ini.

Mulai saat itu saya memutuskan untuk terus menyaksikan penampilan Igo di panggung Indonesian Idol 2010 melalui layar kaca. Memberi dukungan dan do'a untuk kemenangannya.

Dua tahun lalu, pada pagelaran Indonesian Idol 2008, Ambon pernah menempatkan salah satu putra terbaiknya dalam bidang tarik suara, Wilson, yg lolos ke grand final. Sayang, perjuangannya kandas oleh Rini sebagai Juara Indonesian Idol 2008.

Pada tahun itu Igo mencoba peruntungannya pula, namun segudang harapannya kandas di tahap eliminasi. Tahun 2008, seolah kelam bagi keduanya untuk melambungkan nama negeri raja-raja ini dalam kontes Indonesian Idol. Sebuah kegagalan yang menyisakan duka bagi masyarakat Maluku secara umum, dan masyarakat Ambon secara khusus.

Belajar dari kegagalan
Perlu ditekankan bahwa, jika ditempatkan dalam komunikasi antarpribadi, menyanyi atau melantunkan suara yang berirama merupakan sebuah upaya penyampaian pesan dengan menggunakan variasi vokal kepada komunikan (pendengar atau pemirsa) sehingga mereka terhibur. Beberapa ahli paralinguistik berpendapat, variasi vokal akan sangat dinikmati oleh telinga dan terasa nyaman didengar oleh orang lain tergantung pada kualitas suara, ciri vokal, pembatasan vokal dan pemisahan vokal.

Menurut Trager, seorang pakar paralinguistik, mengklasifikasikan paralinguistik menjadi dua bagian besar, pertama kualitas suara dan kedua vokalisasi. Aspek pertama, kualitas suara seseorang ditentukan oleh rentang titi nada (pembesaran dan pengecilan suara), kontrol vokal melalui bibir, kontrol suara melalui celah bibir, kontrol titi nada, kontrol artikulasi, kontrol irama, gaungan dan memiliki tempo atau waktu jeda. Aspek kedua, vokalisasi ditentukan oleh karakteristik vokal, jenis vokal dan pemisahan vokal atau suara (Dr. Alo Liliweri, M.S., 2007).

Selain itu menurut hemat penulis, faktor pengalaman, usia, pengendalian emosi dan kemampuan mengontrol suasana adalah penentu kematangan vokalisasi, kematangan kualitas suara dan menghibur komunikan (pendengar, audiens atau pemirsa).

Kegagalan Igo pada eliminasi tahun 2008, memberikan kesempatan baginya untuk mendirikan grup band bersama teman sejawatnya guna menambah jam terbang, mengasah pengalaman, mematangkan variasi vokal, mematangkan kualitas suara dan memperkaya upaya penguasaan suasana baik ruang maupun kontak diri dengan komunikan.

Dari segi pengendalian emosi, usia yang semakin bertambah memberikan motivasi terhadap pengendalian emosinya. Namun yang paling penting adalah nilai keluruhan tradisi lokal dan kebudayaan lokal Maluku yang memberikan kontribusi terpenting terhadap pengendalian emosinya. Hal ini dipelajari dari keluarga, teman sejawat, sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat.

Satu ungkapan dari film 'Batman Begin' coba penulis kutip, Mengapa kita (manusia) terjatuh? Supaya kita belajar untuk bangkit. Igo 'terjatuh' saat tahap eliminasi Indonesian Idol 2008, supaya Igo bangkit menjadi superstar.

2010 sebagai Tahun Maluku
Tahun 2010 pagelaran Indonesian Idol kembali dilaksanakan, Igo yang kembali mengikuti audisi akhirnya lolos sebagai utusan Ambon Manise. Olehnya, Ia berhak untuk menginjakkan kaki di panggung gemerlap Indonesian Idol 2010 di Jakarta dan berkompetisi dengan 18 orang utusan dari daerah lainnya. Perjalanan di panggung tersebut bukan tanpa hambatan. Tawa, tangis, haru dan sedih adalah perasaan yang menyertai perjalanannya. Berbagai kritikan dari dewan juri tak bisa disebutkan satu persatu.

Hal itu tidak menggoyahkan usaha, harapan, cita dan niat yang telah ditanamkan dalam dirinya. Menjelang empat besar hingga babak grand final Indonesian Idol 2010, kemampuan mengontrol suasana, performance, kualitas suara dan vokalisasi Igo mendapat apresiasi positif dari seluruh warga Indonesia dan dewan juri. Charly vokalis ST12 yang menjadi juri tamu pada saat 'ST12 Edition' berlinangan air mata dan terkesima saat Igo melantunkan dua lagu, Saat Terakhir dan Putri Iklan.

Akhirnya bersama tiga juri lainnya Erwin Gutawa, Agnes Monica dan Anang Hermansyah dengan kompak mengatakan 'Igo, malam ini milik kamu'.

Tidak sampai disitu, pada edisi 3 besar menuju grand final seluruh juri selalu mengatakan kepadanya, 'Igo, malam ini milik kamu'. Bahkan hingga sebelum pengumuman pemenang, dari empat juri tetap mengakui kualitas Igo. Tapi, dua diantaranya, Agnes Monica-Erwin Gutawa memilih Igo dan Rossa-Anang Hermansyah memilih Citra sebagai pemenang. Saat itu, untaian do'a terus berkumandang dari lubuk hati pendukung keduanya. Termasuk untaian do'a tiada henti dari sanubari penulis.

Namun, tepat Minggu 8 Agustus pukul 00.00 WIB atau pukul 02.00 WIT, panggung Indonesian Idol bergetar, Central Park Jakarta bergemuruh, tanah Ambon bersuka cita saat Daniel selaku Master Ceremony (MC) mengumumkan, 'Indonesian Idol 2010 adalah IGO'. Kemenangan Igo seolah menjadi sebuah puncak selebrasi umumnya masyarakat Maluku dan khususnya masyarakat Ambon. Karena pada saat bersamaan, sebuah even internasional yaitu Sail Banda 2010 sedang digelar di negeri raja-raja ini.

Kemenangan Igo seolah mentahbiskan, ini adalah kemenangan Maluku, ini adalah kemenangan Ambon. Ambon bukan lagi spesialis runner up, tapi Ambon adalah juara.
Semoga putra Ambon ini tetap eksis di blantika musik Indonesia mengikuti beberapa penyanyi-penyanyi sukses asal Ambon/Maluku. Membawa harum nama daerah dan masyarakat negeri raja-raja. Tiga kata khusus untuk Igo. "Ale memang batu".

*Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar